16 Mar 2013

Meditasi di Rabu Pagi



Rabu, 13 Maret 2013

meditation-omharmonics_large.png (500×375)

Pagi hari saat kabut masih menyelimuti bumi, saya dan seorang teman perempuan tergesa menuju Taman Balekambang, Solo. Suasana masih sepi, bahkan gerbang taman pun hanya terbuka sedikit. Sepi.

Petugas taman melihat kami kebingungan, mengarahakan kemana kami harus pergi. Petugas menunjuk ke sebuah teater terbuka yang dibangun dengan batu alam. Perlahan, kami bergabung dengan kelima orang lain yang sedang bermeditasi. Sang instruktur, seorang perempuan paruh baya menghampiri kami, “ Sudah pernah berapa kali mengikuti yoga?”
“ Ini baru pertama kali”, jawab saya
“ OK. Silahkan bermeditasi dan ikuti saya sesuai kemampuan diri, kalau lelah jangan dipaksa”, saran perempuan bernama Ana.

Meditasi berlangsung selama setengah jam. Berhubung kami datang sedikit terlambat, kami hanya mengikuti separuh waktu saja. Usai meditasi, kami diminta untuk mengusap-usap telapak tangan dan meluruskan kaki untuk mengurangi kesemutan.

Lalu, sesi pertama yoga pun dimulai dengan menegakkan badan dan mengatur pernapasan. Kita dihasruskan untuk menegakkan badan sikap sempurna. Tujuannya agar tulang belakang kita lurus, tidak buingkuk. Hal ini juga bagus bagi seseorang yang memiliki kebiasaan bungkuk, terutama para orangtua.

Selanjutnya, tubuh kita akan mulai meliuk ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, ke semua penjuru. Semua otot tubuh akan tertarik dan percaya atau tidak, meskipun sekilas yoga terlihat mudah dan santai tapi tubuh mampu mengeluarkan keringat sama seperti saat kita jogging. Fiuuhh…

Ada kejadian memalukan saat saya sedang meliukkan tubuh seperti kucing yang menggeliat. Karena saya membawa matras seukuran separuh badan, saya terpleset saat akan berdiri. Kebetulan lantai batu yang saya tempati licin akibat hujan semalam. Alhasil, tubuh saya sukses jatuh. Duh..sudah malu, sakit pula.  Ibu Anna sempat mengingatkan saya untuk sebaiknya menggunakan matras seukuran badan agar tidak lagi terjadi hal semacam itu.

Puas meliuk-liuk, di akhir sesi kita diminta untuk telentang di atas matras. Dengan mata terpejam, kita diminta untuk relaksasi sembari menikmati suasana pagi. Saya menghirup udara yang masih bersih, suara gemerisik dedaunan, cicit burung, suara mesin pemotong rumput, manisnya aroma rumput yang sedang dipotong, dan suara hembusan napas saya sendiri.

Yoga di tempat ini terbuka bagi siapapun yang berminat dengan olahraga meditasi ini. Baik anak muda, maupun orangtua boleh bergabung. Ini kedua kalinya saya melakukan yoga. Pertama, saya yoga dengan instruksi dari sebuah acara televisi nasional dan kedua di Taman Balekambang, atas informasi seorang teman.

Ada empat instruktur yang bergantian melatih setiap minggunya. Dua kali dalam seminggu, yakni di hari Rabu pukul 06.00 WIB dan Sabtu pukul 07.00 WIB kelas ini terbuka untuk umum. Kita bebas mau ikut kelas yang mana, bebas memberikan uang jasa alias sukarela. Tertarik? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar