seperti satu jiwa yang terpisah
saling terkait satu sama lain
seperti kebetulan
iringan tak terencana
seperti telepati
saling terhubung tanpa wujud
16 Okt 2011
8 Okt 2011
Me Time
Beberapa hari kemarin, ‘saya merasa menjadi saya’. Ya, setelah entah beberapa lama ‘saya tidak menjadi saya’. Bukan karena apa-apa, tapi hanya alasan klise, sibuk. Hahaha.. mungkin lebih tepat bila dikatakan, biar kelihatan sibuk. Kebetulan kemarin lusa saya tiba-tiba ingat kalau ternyata saya mempunyai dua voucher diskon yang berakhir masa berlakunya hari itu juga, 5 Oktober 2011. Kebetulan juga, saya sudah lama tidak ‘main’ ke toko buku, salah satu ‘taman bermain’ saya. Saya tidak merencanakan akan membeli buku apa, tidak seperti biasanya. Biasanya saya sudah merencanakan dari jauh-jauh hari jika ingin membeli buku. Yah, walaupun sama saja sih saya tetap akan kebingungan dan betah berlama-lama menelusuri setiap rak, setiap judul dan tidak jarang bolak-balik di rak sama dengan memegang buku yang sama.
Sekitar hampir dua jam saya ‘berburu’ dan berhasil membawa empat buah buku. Tapi hanya dua buku dan satu majalah yang mampu saya bawa pulang. Kedua buku tersebut saya pilih karena salah satunya ditulis oleh seorang penyanyi, novelis yang kebetulan salah satu novelnya sudah saya miliki. Sedangkan novel lainnya saya ambil karena rekomendasi dari majalah atupun komentar para pembacanya. Padahal, saya ingin membawa pulang tetralogi buru karya Pramoedya Ananta Toer.
Usai berburu, saya menyempatkan diri untuk pergi ke dokter gigi. Sesuatu yang jarang sekali saya lakukan. Dokter gigi yang saya datangi adalah dokter gigi yang sama yang mencabut gigi saya beberapa tahun silam. Meskipun sedikit trauma saya tetap memberanikan diri untuk membersihkan gigi saya. Ya, hanya membersihkan tanpa pencabutan apapun. Prosesnya tidak semengerikan yang saya bayangkan dan hasilnya pun menyenangkan. Kini saya bisa menguyah dengan geraham kiri saya. Yay!!
Malam berikutnya saya berniat merapikan rambut dan poni ke salon langganan salah satu teman baik saya. Niat awalnya sih hanya merapikan saja, namun sampai salon saya pun memangkas pendek rambut panjang saya. Tidak begitu pendek, hanya sebahu. Ya, memangkas pendek begitu saja. Tanpa beban, tanpa kekhawatiran akan hasilnya, tanpa kehilangan. Enteng saja, seenteng melepas karet rambut yang mengikat rambut panjang saya. Saya senang, saya puas. Bonusnya, saya dapat berceloteh ringan, obrolan ngalor-ngidul bersama teman baik saya, ‘kembaran’ saya.
Dan sore ini, sembari menulis tulisan ini sesekali saya mengemil. Cemilan biskuit keju yang saya beli atas dasar coba-coba dan ternyata enak. Biskuit keju ini juga menjadi teman saya saat membaca novel tentang perjalanan traveler, sore tadi. Dan saya menyebut hari ini dengan ‘me time’. Suatu sabtu sore menyenangkan bersama diri saya.
Langganan:
Postingan (Atom)